Satukan Visi, Pegiat Literasi Batang Gelar Silaturahmi

Batang - Para pegiat literasi se-Kabupaten Batang menggelar acara “Ngabuburead dan Buka Puasa Bersama” untuk menyatukan visi. Kegiatan ini nantinya bisa menjadi sarana yang menjembatani masing-masing pegiat literasi ketika menyelenggarakan event di wilayahnya.

Salah satu panitia Rifki dari Komunitas “Toko Buku Woyo” mengutarakan di sisi lain karena momen yang tepat maka para pegiat literasi memiliki ide supaya dapat lebih mengenal dan merumuskan agenda rutin untuk mencerdaskan generasi muda Kabupaten Batang melalui pembiasaan membaca.

“Kegiatan ini memang sengaja momentumnya bertepatan dengan bulan suci Ramadan, yang diinisiasi kawan-kawan Taman Pustaka Rakyat Subah, Tobuku dan Taman Baca Annelies,” terangnya, saat ditemui di Joglo Mberan, Jalan Dr. Sutomo, Kabupaten Batang, Jumat (23/4).

Dijelaskannya, pertemuan tersebut digunakan sebagai ajang berdiskusi terkait minat baca masyarakat Batang. Pegiat literasi berupaya menyusun strategi untuk mengembangkan budaya literasi di Kabupaten Batang.

“Rencana kedepan akan ada lapak bersama sekaligus merayakan ulang tahun Taman Baca Annelies di akhir Mei,” ungkapnya.

Sesama pegiat literasi dapat saling bertukar pikir, tentang cara mengatasi problematika yang dialami tiap daerah, dalam mengelola taman baca atau perpustakaan jalanan itu.

“Kendala utama yang saya alami, karena bergerak sendiri dan tidak punya rekan. Kegiatannya ada lapak baca gratis supaya anak-anak punya minat baca yang tinggi,” katanya.

Pihaknya mewacanakan membentuk Camp Literasi sebagai wadah silaturahmi, sekaligus mendiskusikan kembali agar minat baca masyarakat meningkat.

Ratih anggota Komunitas Vespa Perpustakaan Indonesia mengungkapkan pertemuan perdana ini akan dijadikan ajang agar menciptakan soliditas antar pegiat literasi.

“Teman-teman perpustakaan jalanan lain bisa bergabung di sini, karena memiliki visi yang sama. Kami ingin membangun literasi lebih solid lagi di Batang,” tuturnya.

Pertemuan ini bermanfaat bagi komunitas dan para pegiat untuk lebih cepat dalam mendapatkan informasi jika ada sebuah event, sehingga dapat berpartisipasi.

“Misalnya ada event bedah film “Pulau Plastik” atau membahas tentang pemanfaatan sampah. Begitu pula sebaliknya antar pegiat bisa saling memberi manfaat. Pengunjungnya pun bisa dari berbagai kalangan, atau relawan mana pun yang penting punya perhatian sama kegiatan literasi, silakan bisa bergabung,” terangnya.

Menurut dia, adanya sebuah komunitas literasi akan menarik perhatian anak-anak untuk lebih mendekat pada dunia baca.

“Bukan hanya anak- anak, tapi untuk kaum ibu pun bisa menjadi bagian dari penikmat, karena buku yang disiapkan sangat beragam, seperti motivasi, keluarga, agama dan lainnya,” tandasnya.

Modernisasi dunia digital, menjadikan para pegiat merasa tertantang untuk berbuat lebih baik lagi, agar anak-anak tidak melupakan buku sebagai teman belajar.

“Kalau lewat digital tidak ada rasa yang timbul, tapi kalau ketemu teman-teman atau pendamping di taman baca, akan ada perhatian yang jarang ditemui di era yang serba digital. Olah rasa itu penting untuk membentuk karakter anak, kalau hanya digital saja karakternya tidak dapat,” tegasnya.

Beberapa pegiat literasi yang berpartisipasi antara lain Perpustakaan Jalanan Limpung Perpustakaan Jalanan Bandar Taman Baca Annelies Omah Sinau Sanggar Merti Desa yang memiliki visi yang sama untuk mencerdaskan generasi muda Kabupaten Batang yang mencintai dunia literasi di tengah modernisasi digital.